A. Pengertian Angka Indeks
Angka indeks adalah angka perbandingan yang
dinyatakan dalam persentase untuk mengukur perubahan relatif satu variabel atau
lebih pada waktu tertentu atau tempat tertentu, dibandingkan dengan variabel
yang sama pada waktu atau tempat yang lainnya. Singkatnya, angka indeks adalah
angka perbandingan untuk mengukur perubahan variabel yang dinyatakan dalam
persentase.
Angka indeks digunakan untuk mengetahui
perubahan-perubahan variabel yang berkaitan dengan banyak aspek kehidupan
manusia. Oleh karena itu, angka indeks digunakan hampir di seluruh cabang ilmu
pengetahuan. Kedokteran, ekonomi, fisika, geografi, dan psikologi adalah contoh
cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan jasa angka indeks.
B.
Macam-Macam
Angka Indeks
Ada
enam macam angka indeks, yaitu:
a.
Angka indeks harga, yaitu angka perbandingan untuk mengukur perubahan harga
dari suatu periode ke periode lainnya. Secara umum, angka indeks harga
dirumuskan sebagai berikut:
b.
Angka indeks jumlah (kuantitas), yaitu angka perbandingan untuk mengukur
perubahan jumlah dari suatu periode ke periode lainnya. Secara umum, angka
indeks jumlah dirumuskan sebagai berikut:
c. Angka indeks nilai (value), yaitu angka
perbandingan untuk mengukur perubahan nilai dari suatu periode ke periode
lainnya. Nilai dihitung dengan cara mengalikan harga dengan jumlah (kuantitas).
Secara umum, angka indeks nilai dirumuskan sebagai berikut:
d. Indeks Harga Konsumen (IHK)
(bahasa Inggris: consumer price index)
adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur
tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai
pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Untuk
memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks
harga produsen, yaitu
harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat
produknya. [1] Untuk mengukur tingkat harga
secara makro, biasanya menggunakan pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan
sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing
diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang
bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (sepertti bahan
makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli
konsumen
Adapun
rumus untuk menghitung IHK adalah:
IHK = (Pn/Po)x100 Di mana, Pn
= Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar
e. Indeks harga
perdagangan besar adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga
antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada tingkat perdagangan besar atau
penjualan secara partai besar. Indeks harga ini merupakan salah satu indikator
untuk melihat perkembangan perekonomian secara umum serta sebagai bahan dalam
analisa pasar dan moneter, dan disajikan dalam bentuk indeks umum dan juga
sektoral yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor,
dan ekspor. Jumlah besar artinya tidak atau bukan eceran. Di sini memang sulit
untuk menentukan tentang batasan jumlah besar di dalam suatu perdagangan,
karena biasanya dilihat dari dua matra yang kadang-kadang tidak selalu bisa
dipertemukan. Matra yang dimaksud adalah kuantitas dan nilai,pengertian jumlah
besar tidak bisa diukur dengan kuantitas karena kuantitas yang besar belum
tentu menjamin tingkat perdagangan besar.
Rumus IHPB
⇒ Bulan ke Bulan (month
to month)
IHPB Bulanan
(m-t-m) =(InIn−1−1)×100
Dimana:
In : IHPB periode
bulan ke-n
I(n-1) : IHPB periode bulan ke-(n-1)
⇒IHPB year-to-date
(y-t-d) =(IntIDes.(t−1)−1)×100
Dimana:
Int : IHPB bulan ke-n tahun ke-t
IDes.(t−1) : IHPB Desember tahun ke-(t-1)
⇒IHPB year-on-year
(y-o-y) =(IntIn.(t−1)−1)×100
Dimana:
Int : IHPB bulan ke-n tahun ke-t
In.(t−1) : IHPB bulan n tahun ke-(t-1)
B. Pemilihan Responden
1. Responden dipilih secara purposif yaitu
perusahaan besar yang terdiri dari perusahaan industri / produsen, pedagang
besar, eksportir dan importir.
2. Responden terpilih adalah perusahaan yang
menjual atau mengusahakan banyak ragam komoditas dan data harga komoditas
tersebut dapat dipantau secara berkesinambungan.
f. Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang
diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.[1][2][3] Nilai
tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat
kesejahteraan petani.[4] Pengumpulan
data dan perhitungan NTP di Indonesia dilakukan
oleh Biro Pusat Statistik.[1]
Indeks harga yang diterima
petani (IT) adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari
nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.
Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan
sektor pertanian.
Indeks harga yang dibayar
petani (IB) adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik
kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi
pertanian. Dari IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi
oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta
fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Perkembangan IB juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
IB dihitung berdasarkan
indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dan penambahan barang modal dan biaya produksi, yang dibagi lagi
menjadi sektor makanan dan barang dan jasa non makanan.
Secara umum NTP menghasilkan
3 pengertian :
·
NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik
dibandingkan dengan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami
surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.
Pendapatan petani naik dan menjadi lebih besar dari pengeluarannya.
·
NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan
NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami impas.
Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan
harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
·
NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun
dibandingkan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit.
Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga
barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari
pengeluarannya.
Nilai tukar petani dapat
bervariasi di setiap daerah dan berfluktuasi seiring waktu. Nilai tukar petani
dihitung secara skala nasional maupun lokal.
g. Angka Indeks
Tertimbang
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu
lakukan dengan beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan
berikut ini.
1) Metode agregatif
sederhana
Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif
sederhana dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
C. Langkah-Langkah Penyusunan Angka Indeks
Untuk menyusun angka indeks diperlukan
langkah-langkah berikut:
a. Menentukan Tujuan
Penentuan tujuan harus jelas, karena
berhubungan dengan jenis data yang harus dikumpulkan. Misalnya, pemerintah
ingin menghitung Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maka pemerintah harus
mengumpulkan data harga-harga komoditas pada tingkat grosir. Jika pemerintah
ingin menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) maka pemerintah harus mengumpulkan
data harga-harga komoditas pada tingkat eceran.
b. Menentukan Cara Pengambilan Data
Pengambilan data bisa dilakukan dengan cara
sampel (contoh) atau populasi (keseluruhan). Apabila ingin menghemat biaya dan
waktu maka sebaiknya cara sampel yang digunakan.
c. Memilih Sumber Data
Sumber data yang digunakan sebaiknya sama,
karena tiap sumber data memiliki teknis dan cara pengambilan data yang berbeda
sehingga menghasilkan data yang berbeda pula. Sebagai contoh, jumlah
pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja akan berbeda dengan data jumlah
pengangguran menurut BPS (Biro Pusat Statistik). Oleh karena itu, bila ingin
menghitung angka indeks jumlah pengangguran, sebaiknya pilih salah satu sumber
data agar datanya konsisten.
d. Memilih Tahun Dasar (Base Year)
Tahun dasar adalah tahun yang dipakai sebagai
dasar perhitungan. Angka indeks pada tahun dasar selalu diberi nilai 100. Jadi,
bila pada suatu tahun angka indeksnya melebihi 100 (melebihi tahun dasar)
artinya telah terjadi kenaikan. Dan bila angka indeksnya di bawah 100, berarti
telah terjadi penurunan. Misalnya, jika tahun 2000 dipakai sebagai tahun dasar
maka angka indeks tahun 2000 pasti bernilai 100. Jika setelah dihitung ternyata
angka indeks tahun 2001 sebesar 122, berarti telah terjadi kenaikan.
Sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan
dalam memilih tahun dasar, yaitu:
1) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya
merupakan tahun pada saat keadaan perekonomian sedang stabil (tidak dalam
keadaan inflasi atau deflasi yang tinggi).
2) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya jangan
terlalu jauh dengan tahun yang ingin dihitung angka indeksnya. Sebaiknya jarak
tahun yang dihitung dengan tahun dasar tidak lebih dari 10 tahun.
e. Memilih Metode Penghitungan
Secara garis besar ada dua macam metode penghitungan,
yaitu metode tidak tertimbang dan tertimbang. Metode tidak tertimbang tidak
menggunakan faktor penimbang, sedangkan metode tertimbang menggunakan faktor
penimbang. Faktor penimbang adalah faktor yang digunakan untuk membedakan
pentingnya suatu barang terhadap barangbarang yang lain. Jika memilih metode
tertimbang, kita harus menentukan faktor penimbang yang tepat.